Markazu Du’atil Jihad pada Ahad (2/2/2014) merilis pesan audio terbaru
salah seorang syaikh yakninya Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Muhaisini
hafizhahullah. Dalam pesan audio berdurasi 35 menit 40 detik tersebut,
Syaikh Al-Muhaisini menjelaskan secara tuntas :
▬ akar masalah konflik intern mujahidin di Suriah
▬▬ dan upaya yang telah ditempuh untuk mendamaikannya.
http://www.youtube.com/watch?v=s08_Tm_Mbyg&feature=youtu.be
►Berikut ini terjemahan lengkap pesan audio yang juga dirilis oleh
situs resmi Syaikh Al-Muhaisini dan situs-situs revolusi Suriah
tersebut.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Ya Allah, bukankah telah aku sampaikan?
———————————————————
Segala puji bagi Allah atas segala keadaan. Kami memuji-Nya Maha Suci
Allah Yang mewajibkan perang kepada kita. Shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada nabi kita yang selalu tersenyum lagi ahli berperang,
kepada keluarganya, para sahabatnya singa-singa medan laga, dan setiap
orang yang berjalan di atas jalan mereka sampai hari kebangkitan. Amma
ba’du.
Sejak saya menginjakkan kedua kaki saya di tanah Syam,
bumi jihad dan ribath, saya telah menyampaikan beberapa pernyataan
terkait beberapa peristiwa. Saya juga telah menghadiri sejumlah upaya
perundingan [di antara beberapa pihak mujahidin yang berkonflik, edt].
Dan sesuai batas kemampuan, saya telah mengeluarkan beberapa inisiatif,
dengan sebagian inisiatif tersebut. Allah memberi taufik kepada kita
untuk menghentikan pertumpahan darah dan menghilangkan
kezaliman-kezaliman. Sementara itu dalam beberapa inisiatif lainnya,
cukuplah bagi kami apabila kami telah menyampaikan alasan di hadapan
Allah Ta’ala.
Dalam sebagian besar peristiwa yang terjadi, saya
memiliki sikap-sikap yang saya sampaikan melalui ucapan-ucapan saya.
Apabila sebagian ucapan saya itu benar maka semata-mata dari Allah
semata dan apabila sebagian lainnya salah maka itu semata-mata dari diri
saya sendiri dan dari setan.
Saya telah mengatakan sebelumnya dan sekarang saya mengatakan lagi:
Allah mengetahui bahwa saya tidak pernah mengambil sikap yang cenderung
memihak kepada salah satu pihak demi meraih keuntungan-keuntungan
pribadi, sebab keuntungan-keuntungan pribadi itu telah kami jual kepada
Allah dan kami memohon semoga Allah menerimanya.
Demi Allah
Yang tiada Ilah yang berhak disembah selain-Nya, seandainya saya
menginginkan popularitas atau keberpihakan seseorang niscaya saya telah
meraihnya tanpa saya perlu berangkat perang. Seandainya saya ingin
berkompromi dengan makhluk niscaya saya akan tinggal saja di rumah saya
bersama kedua orang tua, istri dan anak saya.
Sungguh saya
adalah orang yang memiliki kecukupan harta di tengah kaumku atas karunia
dan kemurahan Allah semata, dan pintu-pintu kenikmatan dunia telah
dibukakan lebar-lebar kepadaku. Kita memohon kepada Allah semoga menjaga
kita dari keburukan kenikmatan dunia.
Wahai saudara-saudaraku di belahan bumi timur dan barat, dan khususnya saudara-saudaraku mujahidin…
Sesungguhnya penjelasan saya ini merupakan sikap yang besar, yang saya
akan berdiri di hadapan Allah dengan sikap ini, dan sesungguhnya ini
adalah kesaksian yang besar yang au catat untuk Allah, kemudian untuk
sejarah dan Allah akan meminta pertanggung jawaban kepadaku atas
kesaksiaan ini:
سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ
Kesaksian mereka akan dicatat dan mereka akan dimintai pertanggung jawaban. (QS. Az-Zukhruf [43]: 19)
Sesungguhnya saya benar-benar mengharapkan pahalanya di sisi Allah dan
sesungguhnya saya menganggap sikap ini sebagai salah satu sikap paling
berat bagi diriku sendiri.
.
Sebelum saya memulai inti penjelasan ini, saya katakan kepada setiap orang yang mendengarkannya:
Saya meminta kepada Anda dengan nama Allah Yang tidak ada Ilah yang
berhak disembah selain Dia, hendaklah Anda mendengarkan perkataan saya
ini dengan mengosongkan diri Anda dari :
▬ segala sesuatu selain muraqabatullah [menyadari senantiasa dalam pengawasan Allah]
▬▬ dan mengikuti perintah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa salam.
Maka biarkanlah sikapmu terhadap orang yang mengucapkan perkataan ini
[Syaikh Abdullah Al-Muhaisini, edt] dan ambillah dalil yang ia
sampaikan. Sebab sesungguhnya sikap pada hari ini adalah sikap yang
besar, dan sesungguhnya pembicaraan hari ini adalah pembicaraan tentang
kancah jihad dimana disana darah-darah yang suci mengalir.
Sesungguhnya pembicaraan saat ini, wahai saudaraku mujahid, adalah :
▬ tentang bai’at yang kita telah menjualnya kepada Allah
▬▬ dan dengannya kita telah mentalak tiga dunia.
Sesungguhnya kita pada hari ini berada di persimpangan jalan yang
sangat genting. Maka takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah dengan
memurnikan diri karena Allah. Demi Allah Yang tiada Ilah yang berhak
disembah selain Dia, tidak ada seorang pun pada hari ini yang akan
selamat kecuali :
▬ orang yang berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya
▬▬ serta menggigitnya dengan gigi-gigi geraham.
.
Wahai saudara-saudaraku, mujahidin…
Ketika jihad terjadi di Syam dan mujahidin mulai menjual nyawa mereka
kepada Allah demi meninggikan panji tauhid dan membentangkan kekuasaan
Allah di muka bumi; Allah melimpahkan karunia kepada saya dan saya bisa
tiba di bumi Syam.
Maka saya berjanji kepada diri saya sendiri
untuk mencampakkan dan membuang dari benak pikiranku semua pandangan
saya sebelumnya tentang jama’ah jihad manapun sehingga saya bisa menilai
sendiri dengan apa yang dilihat langsung oleh kedua mata saya, bukan
oleh berita yang didengar oleh kedua telinga saya, dan [saya berjanji
kepada diri saya sendiri] untuk bersama setiap mujahid yang berjihad di
jalan Allah demi meninggikan panji tauhid, agar saya menolongnya dan
membela kehormatannya.
Maka saya mengunjungi saudara-saudara
saya dalam kelompok Daulah, saya tinggal dan bermalam bersama mereka
selama malam-malam yang panjang; demikian juga saya lakukan dengan
saudara-saudara saya pada kelompok Jabhah dan Ahrar.
Maka ketika saya melihat :
▬ bibit-bibit perselisihan mulai nampak dan benih-benih perpecahan mulai muncul,
▬▬ saya menimbang hal itu dengan kitab Allah Ta’ala.
Maka saya menemukannya sebagai sebuah nash yang muhkam [memiliki makna
yang tegas, tidak memiliki kesamaran dan multi interpretasi, edt] lagi
jelas:
ومَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ
Dan perkara apapun yang kalian perselisihkan, maka keputusan hukumnya dikembalikan kepada Allah. (QS. Asy-Syura [42]: 10)
Maka pada saat itu :
▬ saya mengajukan “Inisiatif Mahkamah Islamiyah”.
Pada awalnya para pemimpin Daulah menyampaikan kepada saya persetujuan
awal mereka terhadap “Inisiatif Mahkamah Islamiyah”. Maka saya merasa
gembira dengan kebaikan ini dan saya melanjutkannya dengan melakukan
pertemuan-pertemuan [perundingan-perundingan] dengan kelompok-kelompok
lainnya.
Mengingat brigade-brigade yang ada memiliki
perbedaan-perbedaan dari aspek pemikiran dan manhaj, pada waktu itu saya
mengusulkan agar para qadhi [hakim pada Mahkamah Islamiyah, edt]
terbatas dari :
▬ brigade-brigade yang telah dikenal dengan kelurusan manhajnya,
▬▬ jauh dari paham Murjiah, atau sikap mengekor [kepada rezim Arab atau Barat, edt] atau penyimpangan lainnya.
Sebab tidak selayaknya bagi kita untuk mengajak berhukum kepada para qadhi yang :
▬ manhaj mereka tercemari
▬▬ oleh penyimpangan-penyimpangan pemikiran dan manhaj.
Setelah melewati beberapa tahapan dalam Inisiatif Mahkamah Islamiyah
dan persetujuan semua kelompok, tiba-tiba saya dikejutkan oleh :
▬ sikap finish Daulah
▬▬ yang menolak Inisiatif Mahkamah Islamiyah.
Saya meminta kepada Daulah untuk menyampaikan alasannya, maka para
pemimpin Daulah mengatakan kepada saya: “Karena adanya beberapa catatan
atas sebagian jama’ah.”
Saya katakan pada waktu itu: “Jika begitu, maka para qadhi akan berasal dari kelompok-kelompok yang telah diketahui :
▬ kelurusan manhajnya
▬▬ dan telah nampak jelas keahliannya di medan-medan jihad,
seperti
▬ Katibah Shuqur Al-Izz,
▬▬ Katibah Khadra’,
▬▬▬ Syam Al-Islam dan lainnya.
Para pemimpin Daulah merasa keberatan atas usulan saya tersebut.
Maka pada waktu itu saya katakan kepada mereka:
“Jika begitu hendaknya qadhi adalah qadhi yang adil dan indipenden.”
Saya mengusulkan beberapa nama yang telah disaksikan sebagai pengikuti
kebenaran dan ulama oleh para pengikut manhaj seperti syaikh kita
Sulaiman bin Nashir Al-Ulwan atau Syaikh Mujahid Ibrahim Ar-Rubaisy
[mas'ul syar'i AQAP, edt] atau selain mereka.
Namun para pemimpin Daulah menolak.
Saya kemudian mengusulkan agar qadhi tersebut adalah penuntut ilmu di
kancah jihad Syam dari kalangan saudara-saudara kita, ulama syariat yang
datang dari Khurasan [Afghanistan, Uzbekistan, Tajikistan dan
sekitarnya, edt] dan mereka adalah orang-orang indipenden.
Namun para pemimpin Daulah juga menolak.
Maka saya mengatakan kepada saudara-saudara saya dalam kelompok Daulah:
“Jika demikian, tolong berikan kepada saya inisiatif apapun untuk
berhukum kepada syariat Allah, agar kita bisa menjalankan perintah Allah
di antara kita dan hendaknya kita menerapkan perintah Allah tersebut
sebagai pemberi keputusan di antara kita dan saudara-saudara kita. Kita
memerlukan sebuah Mahkamah yang memutuskan perkara di antara sesama
mujahidin, bukan sebuah Mahkamah dimana lawan kasus menjadi hakim
pemberi keputusan di dalamnya.”
Saya juga mengatakan kepada
saudara-saudaraku pada kelompok Daulah: “Sesungguhnya saudara-saudara
kalian dalam jama’ah-jama’ah jihad lainnya mengatakan kepadaku
‘Bagaimana Anda menginginkan kami berhukum kepada mahkamah-mahkamah
Daulah dalam kasus perselisihan kami dengan mereka? Bagaimana bisa lawan
perkara menjadi hakim? Lalu, apakah mereka rela jika kami dan mereka
berhukum kepada mahkamah-mahkamah kami? Bukankah Allah Ta’ala telah
berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا
إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban
orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya
agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami
mendengar, dan Kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (QS. An-Nur [24]: 51)
Kenapa saudara-saudara kami itu tidak mengatakan “Kami mendengar dan kami menaati”?
Meski saya sudah mengatakan hal itu, namun :
▬ saudara-saudara saya dalam kelompok Daulah
▬▬ tetap menolak Inisiatif Mahkamah Islamiyah.
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
Pada saat itu akhirnya :
▬ file Inisiatif Mahkamah Islamiyah dilipat
▬▬ dan saya bertekad tidak akan menyebutkan rincian peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Semoga Allah mengaruniakan kepadaku solusi lain yang dengannya kita
bisa menjadikan seluruh kancah jihad Syam berkomitmen dengan meminta
keputusan hukum kepada Allah, dimana kita berangkat jihad demi
menjadikan syariat Allah sebagai undang-undang kita.
Allah mengetahui betapa saya sering :
▬ dituduh dan dianggap berkhianat
▬▬ karena saya diam atas sikap Daulah tersebut.
Namun saya menanggung semua itu demi maslahat yang saya berijtihad
padanya. Semoga Allah memberi petunjuk kepada saudara-saudaraku pada
kelompok Daulah untuk menerima mahkamah syariat.
Peristiwa-peristiwa masih terus terulang di kancah jihad Syam dan saya
juga masih terus berupaya sekuat tenaga dalam setiap kesempatan agar
saudara-saudaraku dalam kelompok Daulah rela dengan Mahkamah Syariat.
Namun mereka beralasan dengan :
▬ berbagai dalih dan perkataan,
▬▬ sampai kemudian terjadi peristiwa pembunuhan terhadap akh Muhammad
Faris [oleh kelompok Daulah, edt] kemudian pendudukan wilayah Maskanah
[oleh kelompok Daulah, edt].
Maka saya berupaya ikut campur
tangan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan syariat Allah.
Saudara-saudara saya dalam kelompok Ahrar mengusulkan agar saya menjadi
pihak yang melakukan tarjih [menentukan siapa yang zalim dan siapa yang
dizalimi, edt]. Namun saudara-saudaraku dalam kelompok Daulah menolak
usulan itu.
Kemudian ketika seorang saudara dalam kelompok
Daulah terbunuh, kita memohon semoga Allah menerimanya di sisi-Nya,
Daulah menyetujui jika saya menjadi pihak yang melakukan tarjih. Saya
berkata dalam hati: “Bagaimana mereka rela menjadikanku sebagai pemberi
keputusan jika kebenaran di pihak mereka, namun mereka tidak rela
menjadikanku sebagai pemberi keputusan jika kebenaran bukan berada di
pihak mereka?”
Saya hanya mengatakan hal itu dalam hati saya
dan saya tidak mengungkapkannya dalam ucapan lisan. Saya katakan pada
waktu itu: “Semoga Allah memudahkan bagi kita jalan keluar dari masalah
kita ini.”
Peristiwa-peristiwa masih terus menumpuk, jiwa-jiwa
di kancah Syam dibuat geram dan brigade-brigade mengatakan: “Kenapa
Daulah tidak rela dengan syariat Allah ketika personal-personalnya
melakukan kesalahan terhadap kita?”
Sampai kemudian datanglah
hari tersebut, hari Kamis, hari pertama kali terjadinya peristiwa
[pertempuran antar kelompok mujahidin, edt]. Allah menakdirkan saya
berada di sana, ketika peluru pertama kali ditembakkan dalam peristiwa
[perang Daulah dan brigade mujahidin lainya, edt] di kota Atarib.
Maka pada waktu itu saya masuk, ternyata :
▬ penduduk Atarib sangat marah dan melepaskan tembakan ke arah kami
▬▬ karena mereka mengira kami berasal dari kelompok Daulah.
Maka saya masuk dan bertanya kepada penduduk Atarib: “Ada apa gerangan?
Semoga Allah melalui perantaraan saya bisa menjaga darah-darah kaum
muslimin.”
Maka mereka menjawab kepada saya: “Daulah masuk ke
kota Atarib dan mereka ingin menangkap seorang di antara kami. Maka kami
katakan kepada mereka bahwa ia tidak bisa ditangkap kecuali melalui
jalan mahkamah syariat. Lantas orang-orang dari Daulah pergi. Ternyata
pada keesokan harinya al-akh yang dicari oleh Daulah itu telah diculik,
dan kami menemukan jenazahnya.”
Penduduk Atarib berkata: “Ia dibunuh oleh Khathab al-Libi.”
Saya mengatakan kepada penduduk Atarib: “Maukah kalian menunggu, saya akan melakukan perundingan dengan Daulah.”
Penduduk Atarib menjawab: “Bagaimana Anda akan berunding dengan mereka
sementara dalam setiap kesempatan mereka menolak inisatif-inisiatif
perdamaian Anda dan mereka menolak mahkamah-mahkamah syariat?”
Maka saya keluar dari kota Atarib dalam keadaan galau dan sedih. Saya
mengadukan kepada Allah kegalauanku dan kesedihanku. Maka baku
tembak-baku tembak dengan senjata berat pun pecah di kota Atarib,
sehingga Daulah ditarik mundur.
Di dekat kota Atarib ada bekas
markas Batalion 46, di sana ada beberapa brigade. Di antaranya adalah
Brigade Syuhada’ Atarib, Jabhah Nushrah, dan Jabhah Tsuwar Suriah (RSF).
Daulah menyerang bekas markas Batalion 46, sehingga 10 orang
anggota Jabhah Nushrah terbunuh dan beberapa orang lainnya dari kelompok
lain ikut terbunuh.
Pasca serangan Daulah tersebut meluaslah
kawasan peperangan melawan Daulah, sehingga mencapai wilayah Jabal
Zawiyah, Raqqah dan Hamah. Setiap kelompok yang memiliki hak di bekas
markas Batalion 46 [anggotanya terbunuh oleh serangan Daulah, edt]
akhirnya bertempur melawan Daulah di tempat-tempat lain, karena mereka
membela orang-orang yang dibunuh oleh Daulah di Batalion 46.
Dari sini Daulah mengirim pasukan bantuan untuk pasukannya di Atarib,
jalurnya melewati Katibah-katibah Nuruddin Zanki. Katibah-katibah
Nuruddin Zanki menolak pasukan bantuan Daulah melewati jalur tersebut.
Katibah-katibah Nuruddin Zanki mengatakan: “Tidak mungkin kami
mengizinkan kalian maupun FSA untuk lewat, sehingga kami menjadi
jembatan terjadinya fitnah [perang antar kelompok mujahidin, edt].”
Daulah ingin masuk secara paksa dengan kekuatan mereka, namun
katibah-katibah Nuruddin Zanki menolak. Akhirnya terjadi baku tembak
antar Daulah dan katibah-katibah Nuruddin Zanki, lalu pertempuran luas
pun menyala di kawasan Aleppo barat. Padahal sebelum itu katibah-katibah
Nuruddin Zanki memiliki hubungan yang baik dengan Daulah. Padahal
katibah-katibah Nuruddin Zanki dikenal luas memiliki peranan yang baik
dalam jihad melawan rezim Bashar Asad.
Kemudian,
brigade-brigade yang sebelumnya mengalami hak-hak yang dirampas oleh
Daulah, masing-masing brigade itu berusaha untuk meminta kembali hak-hak
mereka yang dirampas, masing-masing brigade yang sebelumnya mengalami
hak-hak yang dirampas oleh Daulah itu berusaha merebut kembali
hak-haknya. Maka kancah Syam terbakar oleh api peperangan.
Setelah itu para pencuri dan pengkhianat mengambil kesempatan. Rezim Bashar Asad pun mulai :
▬ menyalakan fitnah di sini dan di sana,
▬▬ sehingga perkaranya bercampur-baur tidak jelas.
Maka perkaranya bukanlah sebagaimana yang digambarkan oleh sebagian
orang bahwa ini adalah peperangan terhadap Islam atau peperangan melawan
penegakan daulah Islam.
Jika realitanya seperti yang
digambarkan oleh sebagian orang tersebut, niscaya peristiwa-peristiwa
[kezaliman dan peperangan sesama mujahidin, edt] ini tidak akan terjadi,
dan kenapa peperangan-peperangan itu tidak terjadi melawan Jabhah
Nushrah Tanzhim Al-Qaeda dimana semua orang sudah mengetahui permusuhan
seluruh rezim di dunia terhadapnya? Tanzhim yang dimulai oleh Usamah bin
Ladin semoga Allah menerimanya di sisi-Nya, kemudian dilanjutkan oleh
Syaikh Az-Zhawahiri.
Permusuhan masyarakat kepadamu "
▬ bukanlah dalil atas kebenaran manhajmu.
Jika ukurannya demikian,
pastilah Ikhwanul Muslimin di Mesir adalah manusia yang paling dekat
kepada kebenaran, sebab seluruh manusia telah mengeroyok mereka dari
setiap tempat yang tinggi dan rendah;
bahkan seandainya
ukurannya seperti itu, niscaya Moammar Qaddafi adalah orang yang
dizalimi, bukan orang yang menzalimi, sebab seluruh rakyat Libya telah
bersatu memeranginya dan dibelakang mereka ada kelompok-kelompok
internasional.
Di antara bentuk penipuan terhadap masyarakat adalah :
▬ klaim bahwasanya banyaknya musuh merupakan dalil [bukti] atas kebenaran manhaj.
Justru banyaknya musuh terkadang merupakan bukti:
▬ banyakya kezaliman yang dilakukan
▬▬ dan sikap keras kepada masyarakat.
Dan hal itu demi Allah Yang nyawaku berada di tangan-Nya adalah hal
yang saya lihat sendiri dan saya akan dimintai pertanggung jawaban di
hadapan Allah atas hal itu.
Saya tidak akan pernah melupakan
hari itu, ketika saya menyampaikan khutbah di masjid jami’ Atarib
sebelum peristiwa-peristiwa konflik ini terjadi. Masyarakat
berbondong-bondong :
▬ mengadukan kepada saya kezaliman-kezaliman besar
▬▬ yang dilakukan Daulah terhadap mereka.
Pada saat itu saya tidak memiliki daya upaya dan kekuatan apapun untuk
menolong mereka. Sesungguhnya saya bersumpah dengan nama Allah
bahwasanya saya telah melihat langsung :
▬ kezalima-kezaliman yang membuat anak-anak kecil beruban,
▬▬ yang dilakukan oleh Daulah Islam di Syam, dan hal itu menjadi sebab dari kondisi yang capai pada hari ini.
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
Betapa banyak kami melihat orang-orang yang dijebloskan ke dalam penjara-penjara [oleh Daulah] tanpa ada dosa atau tuduhan…
Betapa banyak kami melihat :
▬ pembunuhan [oleh Daulah] berdasar syubhat
▬▬ dan eksekusi-eksekusi mati terhadap orang-orang yang dijebloskan dalam penjara.
Barangkali yang terbaru adalah ketika saya melakukan perundingan dalam
upaya membebaskan saudara-saudaraku, orang-orang yang ditawan oleh
Daulah, dan melakukan pertukaran tawanan dengan mereka.
Saat itu juga saya dikejutkan oleh :
▬ qadhi Daulah
▬▬ yang mengatakan: “Kami telah berijtihad maka kami telah mengeksekusi mati mereka.”
Saya shock akibat ucapannya itu!
Saya katakan kepadanya:
“Apakah kalian menganggap mereka adalah orang-orang murtad?”
Ia menjawab:
“Tidak, namun kami telah berijtihad atas vonis tersebut.”
Saya bertanya kepadanya:
“Saudara-saudara kami yang kalian tawan dan kami ingin mempertukarkan mereka, bagaimana kondisi mereka?”
Ia menjawab: “Ini ijtihad kami!!!”
Peristiwa bombardir terhadap kota Uwaijil [oleh Daulah] dengan
meriam-meriam sehingga membunuhi kaum wanita dan anak-anak belum lama
terjadi. Saya telah melihat langsung kejadian itu.
Ketika saya bertanya kepada para pemimpin Daulah:
“Bagaimana kalian menyerang masyarakat dengan bom-bom mobil, padahal Allah telah berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا
فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا
عَظِيمًا
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
maka balasannya ialah neraka Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya. (QS. An-Nisa’ [4]: 93)
Pemimpin Daulah menjawab:
“Satu bom mobil membunuh dua puluh orang, dengannya Allah menyelamatkan ratusan orang!!!”
Hasbunallah wa ni’mal wakiil.
Kami tidak mengingkari adanya :
▬ kezaliman-kezaliman, bahkan kekejian-kekejian, dari kelompok-kelompok dalam FSA dan lainnya,
▬▬ namun kita sedang membicarakan proyek Islami yang ingin dijadikan
contoh penerapan syariat Allah dan pengambilan petunjuk dari petunjuk
rasul-Nya…
Kemudian ketika pertempuran membara dan persoalannya
menjadi campur-baur bagi masyarakat, ada orang yang mengatakan: “Mereka
itu milisi-milisi Shahwat”, dan adapula orang yang mengatakan: “Mereka
itu Khawarij.”
Saya katakan:
Tidak ada solusi atas
perselisihan ini kecuali dengan syariat Allah, kemudian Syariat
Allah-lah yang menentukan siapa pihak yang aniaya, siapa pihak Shahwat,
dan seterusnya.
Saya katakan:
Sesungguhnya penyampaian
inisiatif yang mengajak untuk berhukum kepada syariat Allah dalam
suasana perselisihan ini akan memutus jalan bagi milisi-milisi Shahwat
dan selain mereka, sebab jika mereka didorong untuk memerangi Islam
niscaya mereka tidak akan pernah menerima berhukum kepada syariat Allah.
Sebab sikap penerimaan mereka untuk berhukum kepada syariat Allah akan
memutus jalan mereka untuk memerangi proyek Islami.
Oleh karena itulah :
kami mengeluarkan INISIATIF UMAT, didalamnya kami mempersyaratkan para qadhi harus berasal dari :
▬ orang-orang yang telah diketahui manhaj mereka,
▬▬ terlebih dalam perkara berhukum kepada syariat Allah, kufur kepada
thaghut dan mencampakkan semua hal yang menyelisihi proyek Islami.
Kami telah menyampaikan tenggang waktu untuk menerima inisiati ini,
ternyata umat Islam dan para ulama kaum muslimin mendukung inisiatif
tersebut, dan para pemimpin mereka adalah para ulama senior yang telah
mendapatkan ujian yang berat dalam memperjuangkan agama Allah [bahkan
sebagian mereka masih mendekam di dalam penjara].
Di antara syaikh yang mendukung inisiatif tersebut adalah :
▬ Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini,
▬ Abu Muhammad Al-Maqdisi,
▬ DR. Iyad Qunaibi,
▬ DR. Yusuf Al-Ahmad,
▬ DR. Akram Hijazi,
▬ Syaikh Husain Mahmud dan lain-lain.
Kemudian bermacam-macam jama’ah, baik jama’ah yang shalih maupun yang bejat, mengumumkan sikap menerima syariat Allah sebagai :
▬ pemberi keputusan di antara mereka,
▬▬ agar perselisihan di kancah Syam berakhir dan kita kembali memerangi
rezim Bashar Asad yang telah merajalela dan menzalimi rakyat yang
tertindas yang ingin kita tolong.
Semua brigade telah setuju untuk berhukum kepada syariat Allah.
Adapun
saudara-saudara kita dalam Daulah telah merilis pernyataan yang intinya :
▬ tidak menerima berhukum kepada syariat Allah
▬▬ kecuali dengan syarat-syarat yang mereka paksakan kepada lawan-lawan mereka.
Terhadap syarat-syarat tersebut, saya mengomentari dengan mengatakan: Sesungguhnya syarat-syarat ini :
▬ tidak ada dalam kitab Allah
▬▬ dan tidak pula dalam sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saya katakan hal itu, meskipun kami juga mengatakan dan menuntut untuk
kufur kepada thaghut, iman kepada Allah dan mencampakkan semua proyek
yang bertentangan dengan syariat Allah.
Namun mempersyaratkan :
▬ agar setiap lawan kita mengumumkan masalah-masalah ini
▬▬ sehingga setelah itu kita rela bersamanya untuk berhukum kepada
syariat Allah adalah sedikit pun bukan bagian dari agama Allah.
Bahkan lebih dari seorang ulama telah menyebutkan ijma’ [kesepakatan
ulama mujtahid] wajibnya berhukum [kepada syariat Allah] jika seorang
kafir mengadukan kasus seorang muslim.
Bukankah Allah telah berfirman:
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
Dan putuskanlah perkara di antara mereka dengan hukum yang Allah turunkan. (QS. Al-Maidah [5]: 49)
Bukankah Allah telah berfirman:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Jika kalian berselisih dalam suatu perkara, maka kembalikanlah kepada
Allah dan Rasul jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari
akhir. (QS. An-Nisa’ [4]: 59)
Bukankah Allah telah berfirman:
إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ
Sesungguhnya hak menetapkan hukum hanyalah milik Allah. (QS. Yusuf [12]: 40)
Kemudian,
seandainya Allah memberikan kepada kita kekuasaan di muka bumi, apakah
dipersyaratkan bagi para perampok dan pelaku maksiat, bahkan bagi
orang-orang Yahudi dan Nasranu, untuk menjelaskan kepada kita sikap
mereka terhadap masalah-masalah akidah ini sebelum mereka meminta
putusan perkara, baru setelah itu kita mau memberikan keputusan hukum
kepada mereka?!!
Ya, kita menerima syarat-syarat yang disebutkan itu diberlakukan pada :
▬ diri para qadhi yang akan memberikan keputusan hukum.
▬▬ Kebenaran akidah mereka adalah perkara yang akan terbawa pada keputusan-keputusan hukum mereka.
Kami mengatakan hal ini disertai dukungan kami dan penegasan kami
kepada jama’ah-jama’ah dalam kancah Syam agar mereka menjelaskan
sikapnya terhadap :
▬ proyek-proyek sekulerisme, demokrasi
▬▬ dan negara-negara yang menerapkan selain hukum Allah dan tunduk kepada perintah Barat.
Kritikan kami hanyalah sebatas kepada sikap menolak berhukum kepada syariat Allah dengan dalih dua syarat ini.
Hanya kepada Allah semata kita mengadu!!!
Adapun masalah kritikan Daulah dalam pernyataannya :
▬ yang tidak setuju jika peperangan ini disebut perang fitnah,
▬▬ maka saya telah menanyakan kepada orang kedua di dalam kelompok Daulah [Wakil Amir Daulah, edt]:
“Apakah orang-orang yang pada hari ini kalian perangi seperti katibah
Nuruddin Zanki dan pihak yang bersamanya adalah orang-orang murtad?”
Ia menjawab kepada saya: “Demi Allah, kemurtadan mereka belum terbukti
bagi kami. Seandainya telah terbukti, pastilah kami telah
mengumumkannya.”
Namun tiba-tiba aku dikejutkan oleh Al-Adnani
[jurubicara resmi Daulah, edt] yang berbicara dengan menjuluki mereka
adalah milisi-milisi Shahwat dan lain sebagainya!!!
Apakah
tidak wajib bagi saudara-saudara kita dalam kelompok Daulah untuk
menjelaskan secara terang-terangan sikap mereka terhadap setiap jama’ah
di kancah Syam dan mereka tidak membiarkan perkara ini mengambang di
antara saudara-saudara kita para tentara Daulah?
Sungguh saya telah melihat pada diri saudara-saudara saya dalam kelompok Daulah banyak perselisihan dalam :
▬ memvonis kelompok-kelompok lain;
▬▬ apakah mereka orang-orang murtad atau bukan?
Bukan hal yang samar lagi perbedaan manhaj pemikiran di antara
kelompok-kelompok pejuang di kancah Syam dan perbedaan proyek mereka.
■Di antara mereka ada kelompok yang rela dengan Aliansi Nasional sebagai payung dan wakilnya.
■Di antara mereka ada juga kelompok yang secara terang-terangan
berlepas diri dari Aliansi Nasional melalui ucapan dan tindakan nyata
mereka.
Maka ruang lingkup peperangan pun meluas, kabar-kabar
mulai diberitakan dan kebohongan-kebohongan mulai disebarluaskan bahwa
ada akhwat-akhwat yang diperkosa.
Allah mengetahui bahwa saya
telah pergi ke lebih dari satu tempat, maka saya mendapati berita
tersebut sekedar isu belaka, tiada realitanya dan tidak ada buktinya di
lapangan.
Barangkali memang terjadi beberapa peristiwa dan
kejadian, namun peristiwa tersebut telah dibicarakan dengan cara yang
bertujuan untuk memobilisasi para pemuda guna terlibat dalam peperangan
antara sesama kaum muslimin.
Maka setiap orang yang ingin berhati-hati dan tidak melibatkan diri dalam peperangan ini dikata-katai:
“Bagaimana engkau menelantarkan saudara-saudaramu dan engkau membiarkan saudari-saudarimu diperkosa?”
Subhana Rabbi, Mahasuci Rabbku, jika kita benar-benar ingin menolong
saudari-saudari kita dan melindungi kehormatan mereka, maka hendaknya :
▬ kita rela dengan syariat Allah Ta’ala sebagai pemberi keputusan diantara kita,
▬▬ agar kekaacauan ini berhenti dan jihad [melawan rezim Nushairiyah] berlanjut,
sehingga
pada saat itu tidak akan ada lagi darah-darah kaum muslimin yang
ditumpahkan dan tidak ada lagi kehormatan-kehormatan yang dilanggar.
Ketika kami mengajak orang-orang untuk mengasingkan diri dari fitnah
ini, tiba-tiba bom-bom mobil menghantam tempat-tempat umum. Demi Allah
yang nyawaku berada di tangan-Nya, saya telah menyaksikan sendiri banyak
kejadian tersebut; bom mobil di kota Darkusy yang meledak di tempat
umum.
Saya bertanya kepada wali [gubernur] Daulah:
“Siapa yang kalian targetkan dengan serangan bom mobil itu?”
Ia menjawab:
“Bom mobil itu telah membunuh 30 orang musuh kami.”
Meski sangat berbahaya, saya berangkat sendiri untuk melihat langsung lokasi serangan. Ternyata bom mobil itu hanya :
▬ menewaskan pelakunya sendiri
▬▬ dan seorang laki-laki awam serta mencederai empat orang anak kecil.
Bom mobil serupa saya saksikan sendiri di :
▬ kota Kafr Naha,
▬▬ yang tewas dalam serangan itu adalah seorang anak kecil dan pelaku serangan sendiri.
Bom mobil serupa saya saksikan di :
▬ Kafr Jum,
▬▬ yang tewas adalah pelakunya sendiri!
Saya menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa itu dan Allah mengetahui
bahwa ini adalah kesaksian yang dengannya saya akan bersaksi di hadapan
Rabb seluruh alam.
Maka saya meminta kalian untuk bersumpah
dengan nama Allah, wahai saudara-saudaraku, apakah untuk tujuan ini kita
keluar dari rumah-rumah kita?
Apakah ini menolong orang-orang yang tertindas yang Allah telah berfirman mengenai mereka:
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ
مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا
وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
نَصِيرًا
Dan mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan
(membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun
anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Rabb Kami, keluarkanlah kami dari
negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi
Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!” (QS. An-Nisa’ [4]:
75)
Duhai, Maha Suci Rabbku,
apakah nyawa para pemuda kita
sudah begitu murah sampai taraf seperti ini, hingga nyawa-nyawa mereka
dijerumuskan dalam serangan bom-bom mobil untuk membunuhi anak-anak
kecil dan orang-orang yang Allah melindungi darah mereka???
Kemudian
dengan hak [kebenaran] apa bom-bom mobil itu diledakkan pada :
▬ markas-markas saudara-saudara kalian dari kelompok Ahrar [Asy-Syam], [Liwa'] At-Tauhid dan lain-lainnya,
▬▬ sehingga bom-bom mobil itu membunuh saudara-saudara kalian yang
berjihad, sementara personal-personal mereka belum terbukti melakukan
pembunuhan dan tidak pula kemurtadan?
Kemudian,
tarohlah
antara kalian dan kelompok-kelompok mereka ada kezaliman-kezaliman,
apakah hukuman qisash dilakukan dengan cara seperti itu?
Bukankah Allah telah berfirman:
وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ إِنَّهُ كَانَ مَنصُورًا
Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya [meminta putusan hukuman
pengadilan terhadap pelaku, edt], tetapi janganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan. (QS. Al-Isra’ [17]: 33)
Ya Allah!!
■Apa yang akan dikerjakan oleh orang yang membuat bom-bom itu, orang
yang meledakkannya, orang [pemimpin] yang mengirimnya dan orang yang
mendukungnya?!!
■Apa yang akan mereka lakukan dengan Laa Ilaaha Illa Allah jika kalimat tauhid tersebut mendatangi mereka pada hari kiamat?!!
■Apa yang akan mereka katakan kepada anak kecil tersebut, orang tua
renta tersebut, apa yang akan mereka katakan kepada jiwa-jiwa suci yang
nyawanya dilindungi oleh syariat, yang diserang oleh bom-bom mobil
tersebut tanpa ada dosa apapun???!!!
Ya Allah,
sesungguhnya aku berlepas diri kepada-Mu dari bom-bom mobil ini dan peledakan-peledakan itu !!!
***
Saudaraku mujahid,
saya meminta Anda bersumpah dengan nama Allah, agar Anda membaca perkataanku ini dengan seluruh sikap adil dan ketulusan….
Saya mengetahui bahwa setelah memberikan penjelasan ini, saya akan
dituduh sebagai seorang pengkhianat, atau kelurusan agamaku akan
dituduh, dan segala sesuatu yang berkaitan denganku akan dituduh!!!
Barangkali akan ada orang yang mendatangimu dan ia tidak ingin engkau
terpengaruh oleh penjelasanku ini, lalu ia mengeluarkan tulisan-tulisan
lamaku di akun twitter. Saya sebutkan bahwa saya tidak menulis
tulisan-tulisan tersebut, saya menyelisihinya dan saya berlepas diri
dari isi tulisan-tulisan tersebut.
Semua itu adalah :
▬ usaha untuk menjatuhkan saya,
▬▬ sebagaimana mereka berupaya menjatuhkan semua ulama, sampai para
ulama jihad sekalipun yang selama ini telah mengalami ujian yang baik di
jalan mempejuangkan agama Allah.
Mereka berupaya untuk
menjatuhkan para tokoh jihad tersebut, seperti Syaikh yang tertawan
Sulaiman Al-Ulwan, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi dan Abu Qatadah
Al-Filisthini, DR. Iyad Qunaibi, Syaikh Abdul Aziz At-Tharifi, Syaikh
Yusuf Al-Ahmad dan lain-lain.
Bahkan mereka sampai berupaya
untuk menjatuhkan [Syaikh Aiman Az-Zhawahiri, edt] yang telah
menghabiskan usianya di medan jihad dan melalui perantaraan tangannya
Allah menakdirkan hidupnya kembali ruh jihad di tengah umat Islam,
sebagian mereka mulai mengolok-olok dan mengejek beliau!!!
Saya bertanya kepada Anda dengan nama Allah….
Tidakkah Anda bertanya-tanya: Kenapa setiap kali seorang ulama dan
seorang mushlih (juru damai) menyelisihi Daulah dalam tindakan-tindakan
dan kezaliman-kezaliman yang dilakukan oleh Daulah, tiba-tiba muncul
orang untuk menjatuhkan ulama dan mushlih tersebut dan menuduhnya guna
memalingkan masyarakat dari kebenaran yang dikatakan oleh ulama dan
mushlih tersebut?
■Ulama ini dikata-katai: Ia jauh [dari Syam], tidak mengetahui realita!
■Ulama lainnya dikata-katai: Ia tawanan dalam penjara, berita yang disampaikan kepadanya tidak sesuai kenyataan!
■Ulama ketiga dikata-katai: Ia memusuhi [Daulah]!
■Ulama keempat dikata-katai: ia orang baru, tidak mengetahui kancah lapangan!
Pada akhirnya tidak ada seorang pun yang selamat dari kritikan tersebut kecuali orang yang sependapat dengan Daulah!!!
Sesungguhnya saya, demi Allah,
belum pernah melihat para ulama jihad di muka bumi bersepakat dalam
mengkritik sebuah proyek Islami dan penyimpangannya sebagaimana
bersepakatnya mereka dalam mengkritik proyek Daulah di Syam.
Adapun sikap-sikap saya sebelum saya berjihad [di Syam, yaitu dukungan
beliau kepada ISIS, edt] maka sesungguhnya saya menuliskan di akun
twitter bagi publik tanpa melakukan basa-basi dan tanpa kompromi,
bahwasanya saya belum pernah menuliskannya dan apa yang sebelumnya telah
saya tulis maka sesungguhnya saya telah menariknya kembali. Meskipun
demikian tuduhan masih saja datang selama keadaan masih seperti ini.
Sebab setiap orang yang menyelisihi [Daulah] langsung dikritik dan dijatuhkan.
Demi Allah,
hal itu tidak akan membahayakan!
Sebab saya datang untuk menolong agama Allah dan menyatakan kebenaran
yang saya yakini dalam agama Allah dengan lantang, dan agar saya meraih
mati syahid dengan izin Allah, dalam menghadapi musuh-musuh Allah dan
menegakkan syariat Allah, dengan maju tanpa berpaling mundur.
Barangkali akan ada orang yang berupaya melakukan pengkaburan atau
memalingkan kesaksian saya ini dari zhahirnya, namun saya demi Allah
akan mendebat Anda dengan kesaksian ini di hadapan Allah…Maka bacalah
kesaksian saya ini dengan :
▬ ketulusan karena Allah,
▬▬ kemudian ambilah keputusan!
Allah mengetahui betapa banyak saya akan menghadapi kesulitan karena
sikap saya ini, namun saya telah menuliskannya sehingga ia tidak akan
lagi menjadi beban memberatan tengkuk saya pada hari kiamat kelak.
.
Saudaraku yang tercinta…
Allah mengetahui bahwa saya tidak memusuhi proyek tegaknya Khilafah
Islamiyah, justru demi tegaknya Khilafah Islamiyah kita mempersembahkan
darah dan nyawa kita.
Namun
tegaknya Khilafah Islamiyah dengan :
▬ Manhaj Nubuwwah,
▬▬ bukan dengan membuat masyarakat lari menjauhi, menzalimi mereka,
memecah belah barisan jihad dan menolak inisiatif-inisiatif berhukum
kepada syariat Allah dengan dalih-dalih yang sangat lemah, yang Allah
tidak menurunkan dalil tentangnya, yang tidak bisa menjadi hujah bagi
pelakunya.
.
Saudaraku…
Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya saya termasuk orang yang paling mendukung Daulah Islam di
Irak, dan dahulu saya telah mendustakan setiap berita buruk yang
disebarluaskan tentangnya, dan saya masih tetap tidak menilainya di
Irak, sebab ia adalah perkara yang saya tidak menyaksikannya sendiri.
Bahkan orang jauh dan orang dekat telah :
▬ memberikan kesaksian
▬▬ bahwa Daulah Islam telah menimbulkan kerugian yang sangat besar pada
musuh-musuh Allah di Irak, menghinakan Amerika dan Rafidhah, dan
membebaskan tawanan kaum muslimin di Irak.
Adapun di Syam,
demi Allah Yang tiada Ilah yang berhak disembah selain Dia, saya
mengucapkan kesaksian saya ini di hadapan masyarakat berdasar apa yang
saya lihat langsung agar saya melepaskan tanggungjawabku kelak pada hari
aku berdiri di hadapan Allah…
Demi Allah Yang nyawa saya
berada di tangan-Nya, saya bukanlah milisi Shahwat, bukan Sururi dan
bukan pula Murjiah —-seperti yang akan mereka klaim setelah penjelasan
saya ini—, namun saya adalah orang yang mengatakan kebenaran dan
menyuarakannya secara lantang, dengan izin Allah.
Saya
mengatakannya bersama dengan saudara-saudara saya yang sependapat dengan
saya, dan sekali-kali saya tidak takut celaan orang yang mencela selama
saya di jalan Allah, dan pemimpin para syuhada’ adalah seorang
laki-laki yang menemui pemimpin yang zalim, lalu ia memerintahkan [yang
ma'ruf] dan mencegah [yang mungkar] kemudian pemimpin itu membunuhnya.
Wahai saudaraku, mujahid….
Sesungguhnya saya setelah menyebutkan semua ini dalam penjelasan ini,
tentang penolakan Daulah terhadap inisiatif-inisiatif berhukum kepada
syariat Allah dari kezaliman-kezaliman yang saya lihat secara langsung…
Sesungguhnya saya meminta kepada Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi bersumpah
dengan nama Allah untuk rela dengan seluruh Mahkamah Islamiyah di Syam,
sebagai bentuk pelaksanaan dari perintah Allah Ta’ala yang telah
berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا
إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. Dan
mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. An-Nur [24]: 51)
Maka hendaklah kita mengatakan:
▬ “Kami mendengar dan kami menaati”,
▬▬ hendaklah kita rela dengan Mahkamah Islamiyah di Syam agar Mahkamah
Islamiyah mengkaji perselisihan yang terjadi pada waktu yang telah lalu
dan peristiwa-peristiwa terbaru yang terjadi, dimana orang yang berbuat
kebajikan maupun orang yang berbuat kejahatan berhukum kepadanya,
sebagaimana masyarakat berhukum kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
salam, baik orang yang shalih maupun orang yang bermaksiat.
Maka barangsiapa yang menerima untuk berhukum kepada syariat Allah,
hendaklah ia melakukannya, apapun akidahnya selama qadhi yang memutuskan
perkara adalah :
▬ orang yang adil,
▬▬ lurus manhajnya dan bersih akidahnya.
Tolok ukur penilaiannya adalah :
▬ qadhi yang memutuskan perkara,
▬▬ bukan orang yang meminta putusan perkara.
.
Jika beliau [Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi] tidak menerima hal ini, maka
saya bergabung dengan para pemimpin jihad dan ulama jihad, terutama
dengan pemimpin mereka Syaikh Aiman Az-Zhawahiri, Syaikh yang tertawan
Sulaiman Al-Ulwan, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi, Abu Qatadah
Al-Filisthini dan lain-lain dari kalangan para ulama kita dan syaikh
kita yang mulia.
Saya bergabung dengan mereka semua dan saya
meminta kepada Al-Akh Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi agar pada hari ini
mengambil sikap yang dipuji oleh penduduk bumi, dengannya darah kaum
muslimin dilindungi dan agama Allah ditolong, agar :
▬ Daulah Islam tetap berada di Irak
▬▬ sebagai duri dalam tenggorokan Rafidhah dan duri bagi jalan Barat,
▬▬▬ dan hendaknya Jabhah Nushrah di Syam sebagai pihak yang melanjutkan proyek Islami untuk mengembalikan Khilafah di irak,
sehingga
kita bersama-sama berangkat untuk menerapkan syariat Allah di muka bumi dan mengembalikan Khilafah Islamiyah yang terampas.
Sesungguhnya saya meminta kepadamu dengan nama Allah, wahai saudaraku
mujahid dan saudaraku pendukung jihad yang berada di luar negeri Syam,
untuk bergabung dengan proyek umat di Syam yang telah dimulai oleh
Syaikh Usamah, kemudian dilanjutkan oleh Syaikh Aiman Az-Zhawahiri,
kemudian di atas jalannya melangkah di syam Syaikh Al-Fatih Al-Jaulani,
dan hendaknya Anda bergabung dengan kelompok yang manhajnya jelas bagi
tegaknya Daulah Islam di muka bumi, seperti Jabhah Nushrah, atau Ahrar
Asy-syam, atau brigade-brigade Islam lainnya yang dicintai oleh rakyat
[Syam].
Kelompok-kelompok itu telah mengumumkan dengan jelas
usahanya untuk menegakkan syariat Allah di muka bumi dan menegakkan
Khilafah Islamiyah, pengkufurannya terhadap batas-batas perjanjian
Sykes-Piccot. Saya mengetahui bahwa keputusan seperti ini akan terasa
berat bagi jiwa dan sulit baginya, namun demi Allah ia adalah keputusan
yang memenangkan maslahat umat atas kepentingan pribadi, dan
sesungguhnya orang yang mampu meninggalkan dunianya dan berpisah dengan
keluarganya demi menolong agama Allah pastilah mampu untuk mengambil
keputusan seperti ini.
Bukankah Jabhah Nushrah berjuang untuk menegakkan Daulah Islamiyah dan ia memiliki dukungan sangat besar di lapangan?
Kenapa kita tidak menolong proyeknya untuk kita menegakkan Daulah
Islamiyah dan Khilafah di muka bumi, dimana masyarakat akan bersama-sama
dengan kita menegakkannya secara sukarela, tanpa paksaan dan
intimidasi.
Apakah kita akan menolong agama Allah dengan
berpecah belah dan berselisih ataukah dengan mendukung proyek yang Allah
takdirkan mendapatkan dukungan rakyat?
Demi Allah,
keluarlah Anda pada hari ini dan lihatlah bagaimana rakyat sangat
mencintai Jabhah Nushrah! Bukankah layak jika kita mendukung proyeknya
dalam menerapkan syariat Allah???
Sesungguhnya persoalannya
bukanlah persoalan perasaan-perasaan dan slogan-slogan semata, namun
merupakan persoalan proyek yang nyawa-nyawa kita, darah-darah kita dan
tulang belulang kita hancur demi membelanya.
Sebagaimana telah
dikatakan oleh Syaikh Aiman Az-Zhawahiri: “Kami tidak datang untuk
memerintah di Syam, namun agar syariat Allah menjadi penguasa di Syam.”
Saya bertanya kepada Anda dengan nama Allah… apakah mayoritas ulama
jihad dan ulama di muka bumi berada di atas kebatilan dan kesesatan
ketika mereka mengkritik proyek Daulah di Syam [ISIS]???!!
Memang benar, standar penilaian bukan berdasarkan banyaknya jumlah
orang, namun saat ini kita tengah membicarakan para ulama rabbaniyyun
yang telah banyak mendapatkan ujian dalam perjuangan membela agama Allah
dan telah dikenal luas kepeloporan mereka dalam mendukung jihad dan
mujahidin.
Wahai mujahidin…
Sesungguhnya saya
mengatakannya setelah saya melihat sendiri secara langsung semua perkara
yang saya sebutkan tadi. Dan saya akan dimintai pertanggungjawaban
tentang hal itu di hadapan Allah Ta’ala pada hari perhitungan.
Sesungguhnya ini adalah kesaksian untuk Allah, kemudian untuk sejarah.
Dan dalam penutupan kesaksian ini, saya memohon dengan nama Allah
kepada setiap orang yang mendengar penjelasan saya ini atau membacanya,
agar ia menyebarluaskannya sebagai bentuk melepaskan tanggungjawab di
hadapan Allah dan menolong agama Allah serta sebagai kesaksian kepada
Allah.
Hanya kepada Allah semata kita memohon pertolongan
Allah Maha Melaksanakan urusan-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya
Ya Allah, bukankah telah aku sampaikan? Ya Allah, jadilah Engkau sebagai saksi
Ya Allah, bukankah telah aku sampaikan? Ya Allah, jadilah Engkau sebagai saksi
Ya Allah, bukankah telah aku sampaikan? Ya Allah, jadilah Engkau sebagai saksi
Sumber: mhesne.com
Pada Senin, Februari 03, 2014 0 Komentar
http://www.sunnahcare.com/2014/02/kesaksian-syaikh-abdullah-al-muhaisini.html